The Will Power Instinct (8) Terinfeksi! Mengapa Kekuatan Tekad Mudah Menular
Pilihan
kita masing-masing dibentuk secara kuat oleh apa yang dipikirikan orang lain,
diinginkan, dan dikerjakan dan apa yang kita piker mereka inginkan dari kita.
Pengaruh sosial ini sering membuat kita mendapatkan kesulitan. Namun, dia juga
dapat membantu kita mencapai tujuan kekuatan tekad kita. Kegagalan kekuatan
tekad mungkin menular, tetapi Anda juga mempertahankan control diri. Kebiasaan
buruk dan perubahan positif dapat menyebar dari orang ke orang seperti
penyakit, dan tidak ada seorang pun yang benar-benar kebal.
Manusia didesain untuk berhubungan
dengan orang lain, dan otak yang kita miliki disesuaikan dengancara yang bagus
untuk memastikan bahwa kita melakukannya. Kita memiliki sel otak khusu yang
disebut neuron cermin, yang tujuan utamanya melacak apa yang orang lain
pikirkan, rasakan, dan lakukan. Otak sosial dapat menemukan kegagalan kekuatan
tekad, yang pertama adalah meniru secara tidak sengaja. Insting kita untuk
meniru tindakan orang lain berarti bahwa ketika Anda melihat orang lain, Anda
mungkin menemukan diri sendiri secara tidak sadar meniru perilaku mereka, dan
kehilangan kekuatan tekad Anda. Cara kedua otak sosial kita dapat menyesatkan
kita adalah melalui penularan emosi. Otak kita bahkan dapat menyerah pada
godaan ketika kita melihat orang lain menyerah.
Manusia adalah pembaca pikiran
alam. Setiap kali kita mengamati tindakan orang lain, kita menggunakan otak
sosial kita menebak tujuan mereka. Ada efek sampimg pengendalian diri dari
membaca pikiran secara otomatis, pikiran tersebut akan mengaktifkan
tujaun-tujuan yang sama di dalam kita. Psikolog menyebut ini penularan tujuan.
Penularan tujuan bekerja pada dua arah, Anda dapat mengendalikan diri serta memanjakan
diri, tetapi kita tampaknya sangat rentan terhadap penulran dari godaan. Tujuan
yang menular jauh lebih besar dari tujuan untuk mematahkan suatu aturan
tertentu. Mennagkap tujuan untuk melakukan apa pun yang diinginkan, bukan pa
yang seharusnya mereka lakukan. Tujaun dapet diteruskan kepada kita ketika
melihat bukti bahwa orang lain juag melakukannya.
Tidaklah cukup hanya kontak dengan
orang yang menjadi “pembawa” dari perilaku, Hubungan Anda denga orang tersebut
menjadi faktor penentu. Epidemi sosialo menyebar melalui jaringan yang
saling menghormati dan menyayangi, bukan
jaringan teratur di jalanan. Karena kita memasukkan orang lain dalamn arti
hidup kita, pilihan mereka memengaruhi pilihan kita. Bukti sosial dapat
memperkuat pengendalian diri ketika kita percaya bahwa melakukan hal yang benar
(atau hak yang lebih sulit) adalah normanya. Ketika melihat bukti sosial, apa
yang kita pikirkan tentang orang lain menjadi penting bahkan lebih dari apa
yang sebenarnya mereka lakukan.
Namun, membayangkan penerimaan
sosial atau penolakan dapat memacu kita untuk melakukan hal yang benar.
Terdapat garis jelas antara keuntungan pengenmdalian diri untuk mengantisipasi
emosi sosial yang negative sperti malu,
dan efek kekuarangan tekad dari rasa malu yang sebenarnya. Sebagai tindakan
pencegahan, rasa malu mungkin berfungsi. Stelah neuron dopamine Anda mengalir,
merasa buruk menginfestasikan keinginan Anda dan membuat Anda lebih mungkin
untuk menyerah.
Jika Anda yakin bahwa orang lain
akan menghalangi keberhasilan Anda dan mengawasi perilaku Anda, Anda akan lebih
termotivasi untuk melakukan hal yang benar. Membayangkan pandangan orang lain
dapat menjadi motivasi, tetapi jika gagal, cemoohan yang dibayangkan dapat
mencegah kiita menampilkan wajah kita lagi di depan umum. Setiao kali kita
merasa dikesampingkan atau tidak dihormati, kita berada dalam risiko lebih
besar untuk menyerah pada keinginan buruk kita.
Pada tingkat yang luar biasa, otak
kita menggabungkan tujuan keyakinan, dan tindakan orang lain dalam keputusan
kita. Sebaliknya, tindakan kita sendiri memengaruhi tindakan orang lain yang
tak terhitung jumlahnya, dan setiap pilihan yang kita buat untuk diri sendiri
dapat menjadi inspirasi atau godaan bagi orang lain.
Komentar
Posting Komentar