The Will Power Instinct (4) Lisensi untuk Dosa: Mengapa Menjadi Baik Memberi Kita Izin untuk Menjadi Buruk
Ketika melakukan sesuatu yang baik,
Anda merasa baik tentang diri Anda . Ini berarti Anda cenderung memercayai
impuls yang menajdi alas an Anda untuk melakukan sesuatu yang buruk. Ini
disebut lisensi moral, lisensi moral tidak saja memberikan kita alasan untuk
melakukan sesuatu yang buruk; dia juga membuat kita menolak ketika diminta
untuk melakukan sesuatu yang baik. Perasaan berhak mendapatkan pengahargaan ini
sering menjadi penyebab kejatuhan kita. Karena kita cepat melihat kesenangan
diri sendiri sebagai hadiah terbaik untuk kebajikan, kita lupa tujuan kita yang
sebenarnya dan menyerah pada godaan.
Kita sangat termotivasi untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan dan menghindari apa yang tidak kita
inginkan. Memoralkan perilaku membuat kita lebih, bukannya mengurangi,
cenderung merasa ambivalen tentang hal itu. Ketika Anda mendefinisikan tantangan
kekuatan tekad sebagai sesuatu yang Anda harus lakukan untuk menjadi orang yang
lebih baik, secara otomatis Anda akan mulai memberikan argument mengapa Anda
tidak perlu melakukannya.
Untuk menghindari jebakan lisensi
moral, merupakan hal penting untuk memisahkan dilemma moral yang sesungguhnya
dari suatu kondisi yang sulit. Kemajuan pada tujuan akan memotivasi orang untuk
terlibat dalam perilaku yang menyabotase tujuan. Kemajuan dapat menyebabkan
kita meninggalakan tujuan yang telah kita kerjakan dengan susah payah karena
hal itu mengubah keseimbangan antara dua sisi diri kita yang saling bersaing.
Kadang-kadang pikiran terlalu antusias dengan kesempatan untuk bertindak
mencapai tujuan, sehingga dia keliru menilai kesempatan dengan kepuasan karena
benar-benar tercapainya tujuan.
Kita salah menunjukkan bahwa kita
akan memilki: waktu luang lebih banyak di masa depan dibandingkan yang kita
lakukan hari ini. Efek halo, bentuk lisensi moral ini mencari alasan untuk
mengatakan “ya” untuk suatu godaan. Ketika kita ingin alasan untuk memanjakan
diri, kita akan mengambil sedikit petunjuk kebajikan sebagai pembenaran untuk
menyerah. Efek halo muncul di semua tempat, setiap kali sesuatu yang memanjakan
dipasangkan dnegan sesuatu yang baik. Semakin kita peduli pada kebajikan
tertentu, semakin rentan kita untuk mengabaikan bagaimana suatu “kebajikan”
memanjakan diri mungkin mengancam tujuan jangka panjang kita.
Kita perlu merasa seperti tipe
orang yang ingin melakukan hal yang benar. Lisensi moral ternyata, pada intinya,
merupakan suatu krisis identitas. Kita hanya menghargai diri kita sendiri untuk
perilaku yang baik jika kita percaya bahwa siapa diri sebenarnya adalah ornag
yang ingin berbuat buruk.
Dalam upaya untuk pengendalian
diri, adalah suatu kesalahan untuk membingkai setip tantangan kekuatan tekad
dalam hal moral. Kita terlalu cepat memberikan diri kita sendiri kredit moral
untuk perbuatan baik yang dikerjakan atau hanya direnungkan, dan terlalu bagus
pada pembenaran saat menyerah. Agar perubahan tetap bertahan, kita perlu
mengidentifikasinya dengan tujuan itu sendiri, bukan cahaya efek halo yang kita
dapatkan ketika berbuat baik.
Komentar
Posting Komentar