GRIT KEKUATAN PASSION & KEGIGIHAN (2) Teralihkan Oleh Bakat


Bakat alami tidak menjamin prestasi. Beberapa siswa yang diperkirakan unggul, karena mengerjakan matematika dengan mudah, berprestasi lebih buruk daripada teman sekelas mereka. Sebaliknya, beberapa siswa yang bekerja paling keras secara konsisten meraih prestasi tertinggi dalam ujian dan ulangan. David Luong, Anak laki-laki yang dulunya dianggap “tidak siap”untuk kelas matemaatika yang lebih sulit dan lebih cepat kini adalah seorang “ilmuwan roket”. “Kecerdasan orang tidak terlalu berbeda, yang berbeda adalah semangat dan kerja kerasnya”, tulis Darwin.
             Semangat dan kerja keras seseorang pada akhirnya lebih penting daripada kemampuan intelektual. Ada kesenjangan, antara potensi dan aktualisasinya. “Manusia biasanya hidup jauh melampaui keterbataasannya; ia memiliki berbagai macam kekuatan yang biasanya gagal ia gunakan. Ia menggnakan kemampuan maksimalnya, dan ia berprilaku di bawah kemampuan optimalnya”. “Tentunya, ada batas”,Namun batas luar ini, ketika kita akhirnya akan berhenti menjadi semakin baik, adalah hal yang tidak relevan bagi sebagian besar dari kita. “Fakta sederhanya adalah bahwa manusia di seluruh dunia memilki sumber daya berlimpah yang hanya digiunakan oleh individu istimewa”. Ujar James psikologi Harvard.
             “Bias kealamian” adalah prasangka terselubung terhadap orang-orang yang berprestasi karena kerja keras mereka, dan preferensi terselubung pada orang-orang yang kita piker mencapai posisi mereka dalam hiudp karena bakat. Bias ini terlihat nyata dalam pilihan yang kita buat. Bakat adalah jumlah kemampuan seseorang, bakat intrinsic, keterampilan, pengetahuan, pengalaman, kecerdasanpenilaian, sikap, karakter, dan upaya orang tersebut. Bila kita mengarahkan perhatian pada bakat, kita berisiko meninggalkan hal lain di bawah baying-bayang. Kita secara tidak sadar sengaja mengirim pesan bahwa faktor-faktor lain, termasuk ketabahan, tidak sepenting sebenarnya.
             Tes IQ di awal sekolah dianggap tidak cukup cerdas untuk ambil bagian dalam kelas berbakat. Bakat merupakan hall yang bagus, tetapi tes bakat adalah hal yang buruk. Tentunya ada saja yang beragumentasi bahwa tes bakat, dan tes apa pun yang diteliti psikologi, termasuk tes ketabhaan, sangatlah tidak sempurna. Fokus pada bakat mengalihkan perhatian kita dari sesuatu yang setidaknya sama pentingnya yaitu upaya. Sepentingg apa pun bakat, upaya bernilai dua kali lebih penting.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peranan SOP Dalam Proses Bisnis di PT Mayora Indah Tbk

Atomic Habits (20) Pengorbanan dalam Menciptakan Kebiasaan Baik

Quantum Learning (7) Teknik Mencatat Tingkat Tinggi