The Power of Habit (9) Neurologi Kehendak Beebas-Apakah Kita Bertanggungjawab Atas Kebiasaan Kita ?

Tidur berjalan adalah buntut janggal aspek mormal cara otak kita bekerja sewaktu kita terlelap. Nyaris sepanjang waktu, selagi tubuh kita masuk keluar fase-fase berbeda dalam tidur, struktur saraf kita yang paling primitive, batang otak, melumpuhkan anggota tubuh dan sistem saraf kita, memungkinkan kita mengalami mimpi tanpa tubuh kita ikut bergerak. Biasanya, kita bisa melakukan transisi masuk keluar kelumpuhan beberapa kali setiap malam tanpa masalah apa-apa. Dalam neurologi, hal itu dikenal sebagai “switch” atau “pertukaran”.

             Tapi, otak sebagian mengalami kesalahan dalam pertukaran fase. Mereka mengalami kelumpuhan tidak sempurna saat tidur, dan tubuh mereka aktif sementara mereka bermimpi atau melalui fase-fase tidur berbeda. Inilah akar penyebab tidur berjalan, dan bagi kebanyakan penderita, masalah itu menggangu namun tidak berbahaya. Orang yang berjalan dalam tidur bisa berperilaku rumit, sambil tetap tidak sadar, karena bagian-bagian otak yang berkaitan bisa berfungsi sementarta mereka tidur tanpa masukan dari wilayah-wilayah otak yang lebih maju, misalnya korteks prefrontal. Secara umum, pejalan dalam tidur tidak akan melakukan apa pun yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Bahkan saat tertidur, ada naluri untuk menghindari bahaya.

             Namun, ketika para ilmuwan mengkaji otak para pejalan dalam tidur, mereka menemukan suatu perbedaan antara tidur berjalan, dan sesuatu yang disebut terror tidur. Ketika terror tidur terjadi, aktivitas di dalam otak orang sangat berbeda ketika ia terjaga, setengah sadar, bahkan tidur berjalan. Orang-orang yang tengah mengalami terror tidur tampak dicengkram kengerian hebat, namun bukan bermimpi dlam pengertian biasa. Otak mereka padam kecuali wilayah-wilayah saraaf paling primitive, termasuk apa yang dikenal sebagai “pembangkit pola pusat”.

              Perilaku-perilaku otomatis yang tertanam sedemikian dalam pada neurologi kita sampai-sampai, menurut penelitian, bisa terjadi nyaris tapa masukan dari wilayah-wilayah otak yang lebih tinggi. Tapi kebiasaan-kebiasaan itu, ketika terjadi saat terror tidur, berbeda dalam satu hal teramat penting, oleh karena tidur mendeaktivasi korteks prefrontal dan daerah-daerah kognisi lainnya, sewaktu suatu kebiasaan terir tidur terpicu, tidak ada kemungkinan campur tangan sadar. Bila kebiasaan lawan atau lari mendapat tanda dari tror tidur, tidak ada kemungkinan orang menghentikannya melalui logika atau nalar.  

             Tidur berjalan tampaknya memungkinkan adanya pilihan, keikutsertaan oleh bagian otak yang lebih maju, yang memberitahu kita untuk menjauh dari bahaya. Tapi, orang yang dicengkram terror tidur semata mengikuti lingkar kebiasaan tak peduli apa yang diperintahkan.           

             Kebiasaan tidak sesederhana kelihatannya. Kita bisa memilih kebiasaan kita. Kebiasaan manapun bisa diubah, asalkan kita tahu bagaimana kebiasaan itu berfungsi. Guna memodifikasi suatu kebiasaan, kita harus memutuskan untuk mengubahnya. Anda memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk mengubah kebiasaan. Begitu Anda memahami kebiasaan bisa dibangun ulang, kekuatan kebiasaan menajdi lebih mudah untuk digenggam, dan satu-satunya pilihan yang tersisa adalah melakukannya. Menurut James, “Kebiasaan adalah yang memungkinkan kita “melakukan suatu hal dengan sulit untuk pertama kali, namun tak lama kemudian semakin mudah melakukannya, dan akhirnya, dengan latihan yang cukup, melakukannya secara semimekanis, atau bahkan nyaris tanpa kesadaran sama sekali”. Kebiasan-kebiasaan Anda adalah apa yang Anda pilih.

             

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peranan SOP Dalam Proses Bisnis di PT Mayora Indah Tbk

Atomic Habits (20) Pengorbanan dalam Menciptakan Kebiasaan Baik

Quantum Learning (7) Teknik Mencatat Tingkat Tinggi